"Catatan" Perjalanan ke Innsbruck Austria (1)

Melalui program Sandwich DIKTI saya berkesempatan untuk belajar penelitian di luar negeri. Meski berbagai kendala dihadapi, seperti pengumuman yang mundur, bukan terlambat lagi, dana yang baru cair pada akhir oktober 2009, pengurusan passport biru yang haru-biru, tanpa biaya tapi mengeluarkan biaya. Gratis tapi ngetokke duit or ngentekke duit PNS. Ditambah lagi permasalahan pembuatan visa dengan persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya Letter of Acceptance (LOA) dari Prof. univeristas di luar negeri yang harus ada, bukti ‘booking’ kamar, orangnya belum datang tapi sudah mbayar.

Saya rugi satu bulan, karena booking tanggal 1 Oktober sbg persyaratan pembuatan visa, jadinya visa tanggal 17 Oktober, masih untung relatif cepat. Padahal kami dibatasi waktu visa, booking kamar dan waktu yang diberikan universitas rujukan (LOA).

Dengan segala daya upaya, meski uang nggak punya, dana belum turun, tapi demi tugas negara, ya terpaksanya berangkat juga. UAng dari mana? Yang pasti nggak mungkin dari Rektor toh …. Akhir tahun kok Rektor punya uang …..

Katanya tetangga saya: Tidak masuk DUK = “Daftar Urutan Kedekatan”, maka nggak mungkin dapat utangan opo meneh bantuan … nggak kepikir oleh mereka lah … yang pentingkan proyek lancar. Ya mbuh ya …. that’s their bizzzznizzzzzzzz.

Cah … cah … ra gede-gede ….

Tapi trims Dekan MIPA UNNES, baikan hati, jadi saya bisa booking kamar dan alhamdulillah kebagian, terlambat 1 atau 2 hari, habis deh, gak dapet kamar ….

Begitu booking tiket pesawat okay, berangkatlah dengan diiringi 6 anakku, 1 istriku dan 1 ibuku. Maklum ini urusan pribadi, sehingga hanya melibatkan keluarga saja …. tidak masuk MAK.

Kepanikan muncul ketika penimbangan barang. Bagasiku hampir 20 kg. Padahal isinya hanya pakaian musim dingin. Maklum di Innsbruck sangat dingin. Hand carry-ku kelebihan 3 kg. Dasar khas Indonesia, waktu tidak tepat, alatpun tidak akurat. Selisih 2-3 kg dengan penimbangan di Jakarta. MAna yang bener …….. salah kabeh ……. Gantian pak Juhadi kelebihan bagasi 8 kg. Panik deh, keluarganya dipanggil, sebagian dikurangi, sebagian dimasukkan ke bagasi ku.

Dengan pesawat Garuda EKONOMI jam 11.05 siang sampai di Jakarta jam 12.35. Nunggu check in tiket jam 17.00, karena pesawat Lufthansa yang akan terbang ke Frankfurt berangkat jam 20.05. Mereka TEPAt WAKTU. Capainya rek …. nunggu di Bandara.

Pemeriksaan bagasi tidak bermasalah, karena setelah ditimbang lagi bagasiku hanya 17 kg dan hand carry-ku masih jauh di bawah 10 kg. Asem betul timbangan di bandara A. Yani Semarang. Bagasi pak Juhadi ternyata di bawah 20 kg juga.

Dah terbang ….. di udara ….. pesawat masih sebagian terisi … Perjalanan ke singapore selama kurang lebih 1 jam 35 menit. Menyenangkan dan menegangkan …. tidur saja lah … sampingku kosong blong.

Kurang lebih jam 21.40, sampai di bandara internasional Changi SIngapore, melalui pemeriksaan rutin yang lebih ketat, laptop dikeluarkan, semua barang elektronik dikeluarkan. Cepat dan tidak ada sogokan , tidak ada kompromi…..transit kurang lebih 1 jam. Masih seperti di negara sendiri, petugas masih mengikutkan bahasa melayu disamping english. Bertemu rombongan Gothe Institute, kepsek sma di Indonesia yang menjadi mitra pengembangan bahasa jerman, mereka akan satu bulan atau beberapa minggu lan .. jalan di jerman.

Masuk pesawat Lufthansa yang sama, LH 779, tapi sekarang semua kursi sudah penuh. Kursi disampingku sudah terisi 1 pasang muda-mudi yang ciuum-ciuman terus, peluk-pelukan terussss. Saya baru sadar, saya masih di dunia, nggak di akhirat ya ….Tak apalah that’s their bizznizzzzzz. Kayak gitu udah kenyang … bahkan lebih dari itu … puas …puas …..Mung ngono.

Karena orang di sampingku sibuk bertempur, ya aku tidur ssaja … gak minta bagian …. kena HIV-Aids nanti . hehehehheheehehheh.

Tidur panjang kurang lebih 10 jam ………..sekali-sekali pramugari hidung mancung mengganggu ngasih minuman dan makanan … kenyang-kenyang ………….

Jam 05.50 waktu Frankfurt, jerman, pesawat landing … melalui lorong panjang, lingak-linguk cari jalan yang benar, terminal sesuai tiket, tidak boleh salah, bisa kehilangan pesawat deh, cari toilet dan tempat untuk shalat shubuh …Melalui pemeriksaan security, cek pasport, pemeriksaan barang, barang elektronik dikeluarkan, laptop, hp, kodak, sabuk dan sepatu dilepas ……… untung celanaku gak dilepas, nanti takut mereka …..terus transit istirahat sambil nunggu pesawat.

Pesawat Austria Airlines akan membawa kami ke Innsbruck Austria pada jam 08.05. Transit beberapa jam di bandara frankfurt, jerman, nunggu panggilan untuk boarding, masuk pesawat. Tunggu menunggu, akhirnya ada panggilan … innsbruck … innsbruck begitu panggilan petugas keturunan india, ireng sih …

Cek di monitor ternyata nama kami bertiga tidak ada, ya …. ternyata ada perubahan terminal tanpa pemberitahuan … perubahan dari B07 menjadi B02 ………..LAri ………………..pesawat berangkat jam 8.05, wakatu itu sudah jam 7.45 …. lari ………. cari terminal B02, kalau sudah tahu lettaknya sih gampang ………. lah ini gak tahu ya mutar-muter …. sambil berlarian ………..itung-itung lari pagi kan …..apalagi udara Frankfurt sudah dingin sekali ….Ketemu dah, cek tiket, cepat, lari ke mobil penjemput, masuk, menunggu beberapa menit, trus di bawa ke pesawat yang akan membawa kami ke innsbruck.

Mulai napasku berkabut … karena dinginnya udara pagi ….

Ayem ………… yem ayem setelah masuk pesawat Fokker kecil, muat 28 penumpang saja. Ditemani 2 pramugari saja yang selalu berusaha senyum. Menunggu beberapa menit sesuai kosongnya landasan dan ……e……………….. terbang ……….. bang … terbang kurang lebih 1 jam 20 menit ke Innsbruck Austria.

Beberapa menit saya masih dapat melihat ke bawah, hamparan pertanian yang tertata rapi, kincir angin listrik dimana-mana …

Beberapa menit kemudian sudah tidak bisa melihat pemandangan di bawah, yang ada terlihat adalah seperti bantalan kapas putih, ya …. awan putih atau tepatnya kabut putih tebal yang menutupi daratan antara Frankfurt dan Innsbruck Austria. Musim dingin di bawah sana …Saya duduk di kursi samping belakang sedikit kipas sayap pesawat …. keliauan sinar panas matahari terasa betul sampai di mataku … pesawat terbang di atas awan kan ….

Tapi nun jauh di depan sana ………. jauh sekali …. sepertinya ada daratan perbukitan yang tidak terutup kabut putih …. karena ketinggiannya melebih tingginya kabut putih, tampak betul tak ada kabut putih menutupi. ya ….. itulah perbukitan kota Innsbruck, Austria.

Sebelum landing di bandara, pesawat terbang di atas melalui perbukitan tinggi yang mulai tertutup salju. Kelihatan sekali putihnya mulai merata menutupi bebatuan perbukitan.. indah ciptaan ALLAH, lukisan alamiah yang bak perawan tak tersentuh jutaan tahun .. kinyis-kinyis …..sayangnya gak berani mempotret dari dalam pesawat, kuatir ketahuan pramugari cewek. Gak enak kalau ketahuan nanti dimarahi cewek cakep, walaupun paling-paling gak ngerti bahasanya … jerman kan ….gak mudeng . Tampak sekali dari atas keteraturan kota Innsbruck, jalan-jalan yang rapi, gedung yang tertata, tempat wisata pavorit, ski, tampak sekali dari atas, pesawat gantung yang meluncur dari perbukitan …. semua tertata rapi.

Akhirnya datang juga ….. di Innsbruck

Pesawat landing di bandara kecil Innsbruck. Selesai ambil bagasi sudah ada yang menjemput, Mr. Anirban, orang India, yang ditugasi Prof. Rode menjemput dan membawakan kunci kamar hostel kami.
Naik taxi …………. kurang lebih 20 euro. Pengemudi taxi ngebut, sepertinya jago ngebut, semua mobil berjalan di sisi sebelah kanan jalan. …sopir berada di sebelah kiri ….

Melalui jalan-jalan rapi, tidak ada polisi, yang ada hanya orang-orang jalan kaki, masih sepi, karena hari itu adalah National Holiday of Austria, Hari libur nasional Austria, memperingati terbebasnya Austria dari cengkraman Rusia pada tahun 1955.

Akhirnya sampai di hostel AKADEMIKERHILFE, di jalan SCHUTZEN STRABE 43, Innsbruck, persisi di depan kantor kepolisian Innsbruck.

bersambung …………………………………………….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *