Penetapan 1 Dzulhijjah 1436 H

Kementerian Agama menetapkan Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah jatuh pada 24 September 2015. Penetapan itu didasarkan atas  hasil sidang Isbat yang telah digelar  pada malam ini yang dipimpin Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Binmas) Islam Kementerian Agama, Machasin.

Menurut Machasin, berdasarkan pantauan petugas Hisab dan Rukyat di seluruh Indonesia melaporkan belum melihat adanya hilal pada sore tadi. Sehingga 1 Dzulhijjah 1436 H ditetapkan pada Selasa 15 September 2015 dan 10 Dzulhijah pada 24 September 2015.

Bagaimana halnya dengan keputusan Muhammadiyah yang berbeda? Apakah itu diperbolehkan menurut syariat Islam? Mari kita lihat hasil hisabnya sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah dan agar masyarakat muslim tidak taklid buta meskipun sudah ada syariat yang menentukan. Beberapa metode dipaparkan hanya untuk melihat dasar pemikiran dan teoritisnya. Silahkan ambil keputusan menurut keyakinan mana yang paling mantap.

A. Dihisab berdasarkan Teori Pergerakan Bulan MoonCalc 6.0 karya Dr. Monzur Ahmed (2001) – markas Pelabuhan Ratu Jawa Barat:

  1. Ijtimak terjadi pada Ahad, 13 September 2015 pukul 13:42.34 WIB,
  2. Matahari terbenam pukul 17:51.19 WIB,
  3. Umur Bulan 04 jam 10 menit,
  4. Tinggi Hilal Hakiki 01° 06’ 33”,
  5. Elongasi Hilal-Matahari 02° 02’ 14”.

B. Dihisab berdasarkan Teori Pergerakan Bulan Accurate Times karya Moh Shaukat Audah (Odeh) – markas Pelabuhan Ratu Jawa Barat:

  1. Ijtimak terjadi pada Ahad, 13 September 2015 pukul 13:41 WIB,
  2. Matahari terbenam pukul 17:52 WIB,
  3. Umur Bulan 04 jam 11 menit,
  4. Tinggi Hilal Hakiki 00° 42’ 0511”,
  5. Elongasi Hilal-Matahari 02° 03’ 11”.

hej36_1

Dari gambar di atas, maka kita ummat Islam di Indonesia akan sangat mustahil bisa melihat Hilal, sebab gambar berwarna PUTIH berarti ketinggian Hilal masih di bawah 1 derajat dan mendekati warna MERAH berarti ketinggian Hilal masih negatif.

Dari data hisab ini, maka sesuai kriteria Imkan Rukyat MABIMS, akhir Dzul Qo’dah 1436 H akan diistikmal (genap) kan menjadi 30 hari. Tanggal 14 September 2015 adalah tanggal 30 DzulQo’dah 1436 H, dan Pemerintah RI akan memasuki tanggal 1 Dzulhijjah 1436 H adalah pada Selasa Pahing, 15 September 2015. Dengan demikian, maka Hari Raya Idul Adha 1436 H akan jatuh pada Kamis Legi, 24 September 2015.

Jadi menurut versi Imkanur Rukyat dan Rukyat Hakiki: Idul Adha 1436 H akan jatuh pada Kamis, 24 September 2015.

 

C. Menurut Hisab Wujudul Hilal Muhammadiyah

kriteria-wujudul-hilal

wujudulhilal

fatwa-1fatwa-2

 

D. Menggunakan aplikasi Accurate Hijri Calculator  (AHC) yang dikembangkan Abdul Ro’uf dari Fisika Universitas Brawijawa

Dzulhijjah-1436

kriteria-lapan

Pada saat maghrib 13 September 2015, piringan bulan sedikit di atas piringan matahari (diagram kiri bawah). Garis tanggal Wujudul Hilal (antara arsir merah-putih) menunjukkan bagian Barat Indonesia bulan sudah wujud (arsir putih) sehingga saudara-saudara kita yang menggunakan kriteria Wujudul Hilal menetapkan awal Dzulhijjah 1436 jatuh pada 14 September 2015 dan Idul Adha jatuh pada 23 September 2015. Tetapi garis tanggal 2 derajat (antara arsir putih-biru) menunjukkan bulan belum memenuhi kriteria. Jadi awal Dzuhijjah 1436 menurut kriteria 2 derajat jatuh pada 15 September 2015 dan Idul Adha jatuh pada 24 September 2015.

 

 

E. Menurut Software Starrynight Pro Plus 6.41

prediksi-dzulhjjah1436

 

F. Imkanur Rukyat MABIMS (Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei DarussalamIndonesia,Malaysia, dan Singapura)

kriteria-imkanurukyat

mabims

Imkanur Rukyat adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei DarussalamIndonesia,Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dan dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada Kalender Resmi Pemerintah, dengan prinsip:

Awal bulan (kalender) Hijriyah terjadi jika:

  • Pada saat Matahari terbenam, ketinggian (altitude) Bulan di atas cakrawala minimum 2°, dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan-Matahari minimum 3°, atau
  • Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.

Secara bahasa, Imkanur Rukyat adalah mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal. Secara praktis, Imkanur Rukyat dimaksudkan untuk menjembatani metode rukyat dan metode hisab.Terdapat 3 kemungkinan kondisi.

  • Ketinggian hilal kurang dari 0 derajat. Dipastikan hilal tidak dapat dilihat sehingga malam itu belum masuk bulan baru. Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini.
  • Ketinggian hilal lebih dari 2 derajat. Kemungkinan besar hilal dapat dilihat pada ketinggian ini. Pelaksanaan rukyat kemungkinan besar akan mengkonfirmasi terlihatnya hilal. Sehingga awal bulan baru telah masuk malam itu. Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini.
  • Ketinggian hilal antara 0 sampai 2 derajat. Kemungkinan besar hilal tidak dapat dilihat secara rukyat. Tetapi secara metode hisab hilal sudah di atas cakrawala. Jika ternyata hilal berhasil dilihat ketika rukyat maka awal bulan telah masuk malam itu. Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini. Tetapi jika rukyat tidak berhasil melihat hilal maka metode rukyat menggenapkan bulan menjadi 30 hari sehingga malam itu belum masuk awal bulan baru. Dalam kondisi ini rukyat dan hisab mengambil kesimpulan yang berbeda.

Meski demikian ada juga yang berpikir bahwa pada ketinggian kurang dari 2 derajat hilal tidak mungkin dapat dilihat. Sehingga dipastikan ada perbedaan penetapan awal bulan pada kondisi ini.Hal ini terjadi pada penetapan 1 Syawal 1432 H / 2011 M.

 

G. Pemerintah Arab Saudi

Pemerintah Saudi sudah memutuskan kalau hari Arofah akan jatuh pada Selasa, 22 September 2015 dan ‘Idu Adha akan jatuh pada Rabu, 23 September 2015. Tetapi sebenarnya pemerintah Saudi akan memutuskan kapan hari Arofah dan kapan hari Raya ‘Idul Adha adalah setelah memutuskan kapan tanggal 1 Dzulhijjah 1436 H, dan itu akan diumumkan setelah pelaksanaan Rukyat Hilal di wilayah Saudi pada Ahad, 13 September 2015.

Berdasarkan berita terbaru, setelah tidak dapat melihat hilal pada hari Ahad, pemerintah Arab Saudi akhirnya memutuskan bahwa hari Idul Adha adalah hari Kamis, 24 September 2015, sehingga hari arafahnya adalah hari Rabu, 23 September 2015 .

1) http://gulfnews.com/news/gulf/saudi-arabia/saudi-panel-declares-first-day-of-eid-al-adha-1.1583097; 2) http://www.saudigazette.com.sa/index.cfm?method=home.regcon&contentid=20150913256565)

 

Sumber bacaan:

1) https://pakarfisika.wordpress.com/2015/08/27/kapan-idul-adha-1436-h/

2) https://tdjamaluddin.wordpress.com/2015/06/04/awal-ramadhan-syawal-dan-dzulhijjah-14362015/

3) http://www.muhammadiyah.or.id/id/download-maklumat-751.html

4) Software Accurate Times

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *